Goa Gajah: Daya Tarik & Harga Tiket Masuk 2024

[man-table-summary id=”goagajah”]

Apabila selama ini kita mengenal Pulau Bali dengan keindahan pantainya yang menawan, ternyata ada sisi lain dari tempat wisata Bali yang sangat menarik. Salah satu wisata sejarah yang menarik untuk ditelusuri di Pulau Bali adalah Goa Gajah.

Sejarah

1. Asal usul nama

goa gajah bali

Istilah dari kata Goa Gajah dipercaya diambil dari kata “ Lwa Gajah “.

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya catatan yang terdapat di lontar Negarakertagama buatan Mpu Prapanca di tahun 1365 M.

Di dalam karyanya tersebut, bertuliskan jika Mpu Prapanca menuturkan sebuah nama yakni “ Lwa Gajah”.

Apabila kita artikan nama tersebut ke dalam bahasa Indonesia, maka istilah dari kata “ Lwa “ memiliki arti sungai. Sedangkan kata ” Gajah ” memiliki arti wihara atau tempat pemujaan para Biksu untuk umat beragama Budha.

Sehingga dapat kita tarik kesimpulan jika nama “ Lwa Gajah” memiliki arti sebagai tempat pertapaan para Biksu umat agama Budha yang berlokasi di tepi sungai.

Dan pada akhirnya, penduduk Bali pun menyebut tempat tersebut sebagai Goa Lawah Bali.

Baca: Danau Beratan

2. Sejarah penemuan

goa gajah temple

Peninggalan purbakala dari Goa Gajah baru dikenal oleh masyarakat luas di tahun 1923 lewat adanya laporan dari L.C. Heyting yang merupakan seorang pejabat dari pemerintah Hindia-Belanda di Singaraja.

Dalam laporan tersebut menyebutkan jika terdapat sebuah gua yang memiliki dinding muka penuh dengan pahatan.

Dari keterangan serta foto-fotonya juga bisa diketahui jika pelataran dari depan goa memiliki beberapa arca lepas, yakni 6 tokoh arca wanita, antara lain:

  1. Arca pancuran
  2. Arca ganesha
  3. Arca siwa
  4. Arca hariti
  5. Arca ganesha yang ada di dalam pelinggih sisi barat mulut goa
  6. Serta pada dinding masuk goa ditemukan tulisan singkat (Heyting, 1923).

Di tahun 1925 kemudian dilakukan penelitian lagi yang dilakukan oleh Stuterheim yang berhasil menemukan beberapa peninggalan baru, diantaranya ialah sebagai berikut:

  1. Pada abgian dalam goa ditemukan sebuah arca ganesha dan trilingga
  2. Pada bagian halaman goa ditemukan arca pancuran wanita
  3. Di area depan goa ditemukan 3 buah arca wanita dan juga 2 buah arca raksasa
  4. Di area dalam pelinggih atau gedong ditemukan arca ganesha, arca hariti serta arca jongkok. Serta disamping peninggalan itu juga ditemukan pahatan stupa yang berbentuk payung serta tersusun atas 13 di area komplek Tukad Pangkung.

Lalu pada tahun 1931, Conrat Spies juga menemukan peninggalan yang cukup penting di area komplek Tukad Pangkung.

Penemuan tersebut berupa stupa yang memiliki cabang tiga terpahat di dinding batu yang sudah runtuh serta tergeletak di dasar Tukad Pangkung.

Setelah 19 tahun kemudian, barulah Indonesia turun tangan untuk memulai penelitiannya, tepatnya pada tahun 1950.

Situs purbakala tersebut kemudian digali serta dirapikan kembali lalu diteliti oleh pihak Dinas Purbakala RI yang diwakili oleh seksi bangunan purba di area Bali. Penelitian tersebut dipimpin langsung oleh J.L Krijgman dalam periode 1954 sampai 1979.

Hasil dari penelitian tersebut ditemukan sebuah lokasi yang dipercaya sebagai bekas kawasan petirtaan kuno. Tempat itu mempunyai pancuran air yang dilengkapi dengan benda berupa kendi serta lokasinya berdekatan dengan 6 tokoh arca wanita

Eksistensi dari ke enam patung tersebut konon diyakini oleh warga Bali mampu untuk menyucikan aura siapa saja yang mensucikan diri ditempat ini lewat vibrasi tertentu.

Sebetulnya, awal mula penemuan patung ini berjumlah 7 yang mana angka 7 melambangkan sungai suci yang ada di India yang berarti dimana agama Buddha serta Hindu terbentuk.

Namun sayangnya, gempa kemudian merusak satu patung tersebut hingga pada akhirnya hanya menyisakan 6 patung saja sampai saat ini.

Baca: Bukit Campuhan

3. Legenda 

goa gajah ubud

Sedangkan jika kita telisik dari sisi sejarah cerita kerajaan Indonesia, maka Goa Gajah ini sudah eksis sejak pada masa 1022 Masehi.

Yang mana pada masa itu Sri Dharmawangsa Wardhana – Marakata Pangkajastano Tunggadewa tengah memimpin.

Kemudian goa in juga tetap di kemal pada masa pemerintahan Raja Anak Wungsu pada 1053 Masehi. Serta di masa pemerintahan Paduka Sri Mahaguru pada tahun 1324 Masehi.

Nama dari goa ini juga telah tercantum pada tulisan Mpu Prapanca tahun 1365 Masehi. Yang menyebutkan jika Goa Gajah ini telah dibangun sejak ada abad 11. Tepatnya pada saat Raja Sri Bedahulu sedang memimpin.

Tak hanya itu, di Lwa Gajah atau Sungai Gajah, konon pendeta Siwa juga kerap bertapa disana. Hal tersebut sesuai dengan catatan yang tertulis di dalam sebuah prasasti tanggal 1103 Saka kepunyaan Raja Jayapangus.

Barulah kemudian di masa kepemimpinan Hayam wuruk, Goa Gajah ini dikenal sebagai tempat bertapa dari San Bidadyaksa.

Cerita lainnya yang mengisahkan jika Goa Gajah ini mempunyai sebutan lain yaitu Asrama Kunjara atau Kunjara Kunja Pada.

Asrama Kunjara ini ternyata adalah sebutan untuk Asrama Rsi Agastya yang terdapat di Mysore.

Asrama tersebut berada di negara India bagian Selatan yang memiliki suasana tenang serte terdapat banyak gajah liar yang hidup bebas tanpa adanya gangguan.

Nah, berkaitan dengan suasana Kunjara Kunja Pada yang identik dengan Asrama Rsi Agastya, maka kemudian Asrama Kunjara ini disebut sebagai Lwa Gajah atau Goa Gajah.

Serta juga ada cerita lain yang terangkum di dalam prasasti Dawan dan juga prasasti Pandak Bandung yang ditulis dengan bahasa sansekerta.

Di dalam kedua prasasti tersebut disebutkan nama lokasi pertapaan yaitu Antakunjarapada yang konon mempunyai arti dalam bahasa sansekerta sebagai tempat pertapaan di batas kawasan sungai Gajah.

Baca: Taman Nasional Bali Barat

4. Mitos

pura goa gajah

Terdapat hal unik serta sedkit mistis dari pancuran air di dada 6 patung wanita yang ada di Goa Gajah

Penduduk setempat percaya jika kawasan tempat tersebut dapat memberikan vibrasi penyucian aura untuk siapa saja yang mengunjunginya.

Sehingga banyak pengunjung yang datang kesini agar aura wibawa dapat terpancar dalam dirinya.

Terlepas dari mitos tersebut, cerita serta kisah ini telah menjadi daya tarik sendiri serta kekayaan khasanah dari bumi pertiwi indonesia.

Objek Wisata

Setelah mengetahui sejarah dari Goa Gajah, kini saatnya kita mengenal sisi atau bagian dari gua tersebut, diantaranya ialah sebagiai berikut:

1. Bagian luar

sejarah goa gajah

Goa Gajah terbuat dengan cara dipahat di atas batu cadas keras yang terlihat menjorok keluar sejauh 5.75 meter dari arah dinding batu.

Goa ini mempunyai ketinggian sekitar 6.75 meter serta lebar goa 8.6 meter.

Permukaan dari luar goa dihiasi dengan motif dedaunan, raksasa, batu karang, kera dan juga babi.

Pada tengah – tengah relief itu juga terdapat relief mulut goa yang berukuran tinggi 2 meter serta lebar 1 meter.

Pada bagian ambang mulut goa juga terdapat pahatan muka raksasa yang lumayan seram, dimana nampak matanya bulat besar serta menoleh ke arah kanan.

Dan memiliki rambut serta alis yang nampak kasar dengan hidung besar dan juga bibir atas lengkap dengan deretan gigi tepat terletak di atas lubang goa.

2. Bagian dalam

goa gajah entrance fee

Pada bagian dalam gua terdapat dua buah cabang terowongan.

Cabang pertama menghadap ke arah timur serta yang kedua menghadap arah barat sehingga seklias akan terlihat menyerupai huruf ‘T’.

Kedua loring tersebut membentang dari arah barat ke timur yang cukup panjang, yakni memiliki ukuran panjang 13.5 meter dengan lebar 2.75 meter dan juga tinggi 2 meter.

Pada dinding bagian utara ke arah barat kalian akan menjumpai 7 buah ceruk yang salah satunya berhadapan dengan arah jalan masuk goa gajah.

Cerukan tersebut merupakan cerukan terbesar yang memiliki ukuran tinggi 1,26 meter dengan kedalaman 1,35 meter serta berada 0.7 meter dari permukaan tanah.

Masuk ke dalamnya, kalian akan menjumpai fragmen arca raksasa dan juga fragmen arca siwa.

Di kedua ujung lorong juga terdapat ceruk, yang mana pada bagian timur terdapat arca trilingga serta sisi barat ceruknya terdapat arca Ganesha.

Kedua ceruk tersebut pada zaman dahulu dijadikan sebagai tempat bertapa. Tetapi sekarang kalian sudah bisa menggunakannya untuk dijadikan tempat berfoto, duduk, atau bahkan berbaring disana.

3. Bagian utara

tiket masuk goa gajah

Pada sisi bagian utara komplek goa gajah dijadikan sebagai tempat peribadatan atau sembahyang umat yang beragama hindu.

Sisi utara ini ditandai dengan warisan dari ajaran Siwa yang dibuktikan dengan adanya arca Trilingga serta patung Ganesha di dalam Goa Gajah

4. Bagian selatan

Tukad Pangkung

Bagian selatan Goa Gajah merupakan kawasan yang disebut sebagai Tukad Pangkung.

Tukad Pangkung merupakan stupa Buddha dalam sikap Dhyani Buddha Amitabha yang tersusun dari 13 stupa serta stupa bercabang 3 yang dipahat di atas batu besar.

Pada sisi depannya, kalian akan menjumpai arca Ganesha, arca Hariti, dan arca Raksasa.

Perlu kalian ketahui jika Patung Ratu Brayut atau Hariti (bahasa Avesta Harauhuti) dipercaya sebagai tokoh yang pada mulanya berkarakter jahat.

Tetapi setelah diceritakan jika ia belajar agama Buddha, maka ia pun berubah menjadi orang baik serta sangat menyayangi anak – anak. Hal tersebut dapat kalian ketahui dengan melihat ke dalam patung itu sendiri.

5. Simbol kerukunan

Simbol Kerukunan Hindu Budha

Kerukunan serta keharmonisan antar umat beragama Hindu dan Budha tersirat di dalam 2 bagian utama gua, yakni pada bagian utara dan juga bagian selatan.

6. Kolam pemandian

arca Pancuran

Di dalam Goa Gajah terdapat arca Pancuran yang ada di sebuah kolam permandian.

Kolam ini sangat sakral untuk warga Bali, sebab sebelumnya kawasan ini berupa kawasan yang tertimbun tanah.

Barulah kemudian pada waktu J.L Krijgman menjabat sebagai kepala kantor Purbakala di daerah Bali, area yang tertimbun tanah tersebut di tahun 1954 dilakukan penggalian.

Disana, kalian dapat menjumpai adanya 2 arca yang berdampingan, kedua arca tersebut merupakan arca Widyadara serta Widyadhari.

Arca Widyadhari pancuran terdiri dari enam buah, yang mana tiga pancuran ada pada sisi utara serta sisanya berjejer di sisi selatan.

Disana juga terdapat arca bidadari yang letaknya berada di atas lapik teratai atau padma.

Padma sendiri memiliki arti sebagai suatu simbol alam semesta stana Hyang Widhi. Sementara untuk arca Widyadara berada tepat di tengah keenam Widyadhari tersebut.

Penyusunan arca tersebut ternyata sesuai dengan konsep dari Sapta Nadi. Yakni tujuh sungai suci Gangga, Sindhu, Saraswati, Yamuna, Godawari, Serayu serta Narmada.

Area Tukad Pangkung bentuknya seperti lembah pura Patapan yang mana disini juga tersimpan arca Budha.

7. Fungsi goa

tempat suci hindu budha

Situs Goa Gajah selama 400 tahun lamanya tepatnya sejak pada Abad 10 hingga 14 merupakan tempat suci untuk pusat aktivitas agama Hindu serta Budha.

Pada waktu itu, tercatat ada pada masa pemerintahan Dinasti Warnadewa .

Sedangkan di waktu sekarang, Goa Gajah ini telah dijadikan sebagai living monument yang fungsinya sebagai tempat aktivitas keagamaan (Pura).

Serta untuk masyarakat hindu Bali, Goa Gajah ini disebut sebagai Pura Goa.

Penginapan

Untuk kalian yang ingin bermalam di area dekat Goa Gajah, berikut ini adalah beberapa rekomendasi penginapan yang murah dan nyaman, antara lain:

  • Guesthouse Bali Culture
  • Villa Dedari Ubud
  • Pangkung Sari
  • Omah apik
  • Guesthouse Umah Dajane
  • Nuanja Balinese Guset House
  • The Chedi Club
  • Sadia Guest House
  • Semampan Village Guesthouse
  • Puri Alam Dewata
  • Long Lane Villa

Tempat Wisata

Apabila kalian ingin berkeliling ke tempat wisata lainnya yang berdekatan dengan lokasi Goa Gajah, berikut adalah tempat wisata yang dapat kalian kunjungi:

  • Air terjun Tegenungan
  • Ubad Ubud Bali
  • Todo Bali
  • Deking Batik
  • Jegeg Bali Cycling
  • Tresna Bali
  • Wisata Wenara Wana
  • Goa RangReng Waterfall

Fasilitas

  • Penginapan
  • Kios souvenir
  • Spot foto & foto bersama ular piton
  • Area parkir
  • Penjaja makanan dan minuman
  • Toilet

Lokasi

Goa Gajah berada di alamat: Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali Indonesia.

Rute

Jika dari arah ngurah rai airport maka jaraknya sekitar 31 – 42 KM serta tedapat 3 rute jalan berbeda yang dapat kalian gunakan, antara lain:

  • Via Jl. By Pass Ngurah Rai, jarak lokasinya sekitar 42 KM yang memerlukan waktu tempuh perjalanan sekitar 1 jam 22 menit.
  • Via Jl. Imam Bonjol memiliki jarak sekitar 37 KM dengan memerlukan waktu tempuh sekitar 1 jam 31 menit.
  • Via Jl. By Pass Ngurah Rai serta Jl.Raya Mas memiliki jarak sekitar 40 Km, dengan membutuhkan waktu tempuh perjalanan sekitar 1 jam 30 menit.

Sedangkan untuk kalian yang tengah liburan di area Wisata Seminyak Bali, lokasi Goa Gajah berjarak sekitar 31 KM yang membutuhkan waktu perjalanan sekitar 1 Jam 16 menit.

Jika dari arah pusat Tempat Wisata di Badung Bali, memiliki jarak sekitar 19 KM dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 43 menit.

Serta apabila dari arah kota Denpasar berjarak sejauh 26 km atau membutuhkan waktu tempuh perjalanan sekitar 1 jam.

Jam Operasional

Goa Gajah buka setiap harinya mulai dari pukul 08.00 – 17.00 WITA.

Harga Tiket Masuk

KategoriHarga Tiket
Tiket MasukRp 30.000/ orang
Parkir MobilRp 5.000/ mobil
Parkir MotorRp 2.000/ motor

Tips

Goa Gajah merupakan salah satu Pura Hindu Bali yang sakral disakralkan. Oleh sebab itu tedapat aturan yang berlaku untuk semua pengunjungnya yang akan masuk ke lokasi pura.

Aturan tersebut juga berlaku bagi seluruh umat Hindu Bali. Salah satu aturan yang harus kalian ketahui pada waktu hendak memasuki pura di Bali yaitu etika pakaian.

Tata cara dalam berpakaian untuk memasuki area pura Bali sangatlah sederhana, yaitu kalian hanya perlu untuk memakai sarung dan juga selempang.

Kemudian mengikat selempang atau selendang tersebut di bagian pinggang.

Photo of author

Dwi Okta

Mahasiswi jurusan pariwista di salah satu Universitas di Indonesia.