Curug Lawe: Daya Tarik & Harga Tiket Masuk 2024

[man-table-summary id=”curuglawe”]

Apabila kalian berkunjung ke kota Semarang, jangan lewatkan untuk berkunjung ke lokasi wisata alam bernama Curug Lawe.

Curug satu ini memang sangatlah unik sebab memiliki bentuk yang hampir seperti setengah lingkaran. Yang terdiri atas air terjun utama satu buah dan juga ada beberapa air terjun kecil yang berasal dari sela-sela dinding bebatuan disana.

Cerita Singkat

curug lawe semarang
instagram: @masjun_

Curug Lawe ini memiliki ketinggian yang mencapai 30 meter. Sehingga pada saat kalian sampai di lokasi wisata akan langsung disambut oleh percikan air terjun yang terasa begitu segar.

Dengan ketinggian tersebut juga, membuat curug ini terlihat sangat indah dan juga eksotis.

Nama dari Curug Lawe ini merupakan kata dalam bahasa Jawa yakni Selawe dimana dalam bahasa Indonesia berarti dua puluh lima. Angka 25 sendiri adalah jumlah air terjun yang terdapat di area curug.

Sedangkan untuk kata curug sendiri berasal dari bahasa sunda yang berarti air terjun.

Sehingga dengan kata lain, Curug Lawe dapat kita artikan sebagai air terjun yang memiliki jumlah 25 buah.

Versi lain juga ada yang menyebutkan jika Curug Lawe berasal dari kata lawe atau jaring laba-laba. Sebab air yang jatuh dari atas air terjun itu terlihat seperti benang-benang putih yang mirip dengan jaring laba-laba.

Tak hanya Curug Lawe, di area wisata ini juga terdapat Curug Benowo yang berada di sebelahnya, tepatnya berjarak 500 meter.

Keindahan yang disuguhkan Curug Benowo ini juga hampir sama dengan Curug Lawe. Bahkan kalian juga bisa ke Curug Benowo lewat jalan pintas yang berada di bawah Curug Lawe.

Untuk informasi tambahan, Curug Lawe dengan Curug Benowo merupakan sumber utama dari Kali Banjir Kanal Barat atau yang juga dikenal sebagai Kali Garang.

Baca: Curug Benowo

Legenda & Misteri

misteri curug lawe
instagram: @maaaaasber

Ratusan yang lalu hidup seorang gadis cantik bernama Dewi Banowati di Gunungpati. Namun putri tersebut belum memiliki pendamping hidup.

Hingga pada suatu hari, datang seorang pria dengan wajah dan badan yang dipenuhi dengan bulu. Sehingga membuat dia benar-benar menyerupai kera. Pria itu bernama Pangeran Indrakila.

Pangeran tersebut kemudian melamar sang putri, namun sang putri memiliki persyaratan untuknya. Yaitu untuk membangun sebuah istana megah di mana seluruh warga desa bisa hidup sejahtera di sana.

Kemudian pangeran pun mengiyakan dengan syarat sang putri harus setia menjadi ratunya sampai akhir hayat nanti.

Akhirnya sang pangeran pun berhasil memenuhi persyaratan tersebut. Dan mereka melangsungkan pernikahan.

Sehari selepas upacara pernikahan digelar, bulu lebat yang menyelimuti sekujur tubuh sang pangeran rontok dan menghilang.

Sehingga ia tidak lagi berwujud seperti manusia kera, melainkan berubah menjadi seorang pria yang tampan rupawan.

Dewi Banowati sontak sangat bahagia. Ia pun sangat kagum akan ketampanan suaminya tersebut. Lengkaplah Dewi Banowati yang memperoleh sesosok suami yang baik hati, setia, dan juga tampan.

Awal mula Pangeran Indrakila berubah wujud menjadi kera karena ia dikutuk oleh Dewi Bumi sebab ia sudah melakukan kesalahan fatal. Kesalahan tersebut yaitu durhaka terhadap kedua orang tuanya.

Kemudian, merekapun hidup bahagia, namun sayang mereka belum pula dikaruniai anak.

Hingga pada akhirnya sang pangeran memiliki ide untuk bertemu seorang tabib sakti. Berangkatlah sang pangeran untuk menemui tabib tersebut.

waterfall
instagram: @chrispramana

Namun pangeran tak kunjung pulang. Hingga pada akhirnya datang seorang pria tampan di istana. Pria tersebut memiliki wujud badan tegap kekar dengan rambut berwarna hitam serta berkulit sawo matang. Pria tersebut bernama Rangga Lawe.

Rangga Lawe memang bukan seorang yang berasal dari keturunan ningrat. Melainkan hanya seorang pemuda biasa yang memiliki wajah tampan di atas rata-rata. Serta ia menyampaikan tujuannya untuk meminang sang ratu yang sedang kesepian.

Kedatangan dari Rangga Lawe pun membuat sang ratu bimbang, sebab suaminya sudah sangat lama tak kunjung pulang.

Dan tidak dapat dipungkiri, jika sang ratu membutuhkan seorang pria yang akan mendampingi serta melindunginya.

Serta ia pun menginginkan keberadaan anak kecil di dalam hidupnya. Hingga pada akhirnya, Dewi Banowati menerima pinangan dari Rangga Lawe.

Tidak lama selepas mereka berdua menikah, kemudian datanglah seekor kera ekor panjang ke istana. Kera ekor panjang ini kemudian berjalan meminta izin hendak bertemu dengan sang ratu, Dewi Banowati.

Kera tersebut kata memberikan sebuah botol labu yang berisi obat, dan ternyata kera itu merupakan jelmaan dari Pangeran Indrakila.

Sebab entah mengapa tiba – tiba tubuhnya kembali lagi menjadi seekor primata.

Dewi Banowati pun tidak menyangka jika kera ekor panjang tersebut merupakan suaminya yaitu Pangeran Indrakila.

Sontak ia pun teringat mengenai janji yang telah ia buat dahulu.

Dewi Banowati kemudian menangis memohon ampun sebab tidak dapat menjaga amanah dari sang suami.

Namun sang pangeran sudah sangat murka dan kemudian mengutuk Dewi Banowati dan juga Rangga Lawe menjadi batu.

Konon dari penyesalan yang mendalam membuat Dewi Banowati dengan Ranggalawe tidak kian berhenti mengeluarkan air mata.

Dan pada akhirnya kedua pasangan itu berubah menjadi curug atau air terjun yang kemudian diberi nama sebagai Curug Benowo serta Curug Lawe yang sekarang dapat kita jumpai di Desa Kalisidi, Ungaran Barat.

Pangeran Indrakila pun menyesali perbuatannya sebab ia sudah mengutuk sang istri yang sangat ia cintai. Ia pun kemudian memutuskan untuk bertekad menjaganya dengan cara memilih hidup di hutan yang dekat dengan Curug Banowati.

Baca: Curug Layung

Objek Wisata

curug lawe ungaran
instagram: @jawatengah_repost

Aliran air yang jatuh dari curug ini sangatlah jernih tampak mengalir tiada henti dan terlihat bertabrakan dengan bebatuan alam yang menciptakan suara yang menyejukkan.

Percikan air ini juga akan menjadi sambutan pertama yang mengenai ketika pertama kali berada di kawasan Curug Lawe.

Curug Lawe mempunyai ciri khas berupa air terjun yang memiliki bentuk menyerupai sebuah cekungan dimana pada bagian tengahnya terdapat sebuah air terjun yang tengah mengalir deras.

Meskipun lokasinya Curug Lawe berdekatan dengan Curug Benowo, Curug Lawe memiliki pamor yang lebih terkenal.

Baca: Curug Cibeureum

Fasilitas

  • Jembatan
  • Spot foto
  • Toilet
  • Mushola
  • Area parkir
  • Warung makan dan minum

Lokasi

Curug Lawe berada di alamat: Kalisidi, RT.01 / RW.06, Ungaran Barat, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50519.

Baca juga: Dusun Semilir

Rute

Berada di daerah Ungaran, lokasi wisata ini berjarak:

  • 21 km dari arah pusat Kota Semarang atau membutuhkan waktu tempuh sekitar 51 menit waktu perjalanan.
  • 23 km dari arah Stasiun Poncol atau membutuhkan waktu tempuh sekitar 53 menit waktu perjalanan.
    *)perkiraan waktu tempuh apabila tidak terdapat kendala atau jalan dalam kondisi normal.

Jam Operasional

Curug Lawe buka setiap harinya (Senin – Minggu) mulai dari pukul 06.00 – 15.00 WIB.

Harga Tiket Masuk

KategoriHarga
HTM per orangRp8.000
Retribusi mobilRp20.000
Retribusi motorRp10.000
Parkir MobilRp5.000
Parkir BusRp2.000

Tips

  • Datanglah dengan menggunakan kendaraan pribadi agar kalian tidak dikejar dengan waktu mencari angkutan umum.
  • Sebaiknya kalian datang ketika hari biasa atau hari kerja mepet jam tutup sekitar pada pukul 03.00 WIB. Sebab waktu itu merupakan waktu terbaik untuk menikmati air terjun sepuasnya dengan suasana yang sepi dan tenang.
  • Kenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman.
  • Membawa kamera, atau ponsel dalam kondisi batrai yang full. Dan tak lupa membawa power bank.
  • Selalu patuhi seluruh peraturan yang ada disana.
  • Jagalah kebersihan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.
  • Membawa pakaian ganti untuk berjaga – jaga.
Photo of author

Dwi Okta

Mahasiswi jurusan pariwista di salah satu Universitas di Indonesia.