Monumen Kapal Selam: Daya Tarik & Tiket Masuk 2024

[man-table-summary id=”monumenkapalselam”]

Surabaya memang sudah terkenal akan sejarah di dalamnya yang luar biasa mengenai perjuangan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kota satu ini dijuluki sebagai Kota Pahlawan dengan beragam banyak bukti sejarah yang dimiliki berupa berbagai monumen perjuangan. Dan salah satu monumen yang amat terkenal di Kota Surabaya yaitu Monumen Kapal Selam atau juga sering disingkat sebagai Monkasel.

Sejarah

sejarah monumen kapal selam

Monumen Kapal Selam telah diresmikan pada tanggal 17 Juni 1998 lalu oleh seorang Kepala Staf TNI Angkatan Laut yang bernama Laksamana TNI Arief Kushariadi.

Bangunan dari Monkasel ini menjadi Monumen Kapal Selam terbesar yang ada di kawasan Asia. Berbeda halnya dengan museum atau monumen kapal selam yang lainnya, monumen yang ada di Surabaya ini dibangun asli dengan memakai awak kapal selam.

Kapal selam yang menjadi dasar dari pembangunan monumen ini merupakan kapal selam KRI Pasopati 410 dari Satuan Kapal Selam Armada RI Kawasan Timur.

Kapal selam yang digunakan tersebut adalah salah satu diantara armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952 yang bertype Whiskey Class.

Kapal tersebut juga pernah ikut bertindak pada Pertempuran Laut Aru di operasi trikora mengenai masalah Irian Barat melawan Belanda.

Pemindahan kapal ini ke Surabaya bukan perkara mudah. KRI Pasopati harus dipotong menjadi 16 bagian di PT PAL. Selanjutnya dibawa ke area Monkasel kemudian dirakit kembali menjadi sebuah monumen.

Di dalam kapal selam tersebut juga telah terbagi menjadi 7 ruangan yang berbeda, antara lain:

  1. Ruangan periskop digunakan sebagai tempat Pusat Info tempur.
  2. Ruangan torpedo haluan yang lengkap dengan adanya 4 peluncur torpedo.
  3. Ruangan ABK (Anak Buah Kapal).
  4. Ruangan Tinggal Perwira.
  5. Ruangan listrik.
  6. Ruangan torpedo buritan.
  7. Ruangan diesel.

Ukuran

monumen kapal selam surabaya

Monumen kapal selam KRI Pasopati 401 ini mempunyai ukuran panjang 76,6 meter dengan lebar 6,30 meter yang telah dilengkapi dengan gas uap torpedo dengan jumlah 12 buah.

Semasa pengoperasiannya, kapal selam ini mampu untuk menyelam sampai di kedalaman 300 m, secara teoritis. Dengan kecepatan kapal pada permukaan air sebesar 18,3 knot, sementara pada saat berada di bawah permukaan sebesar 13,6 knot.

Berat total dari keseluruhan kapal selam ini yaitu 1.300 ton, yang memiliki baterai sebanyak 224 unit. Dan juga berbahan bakar diesel lengkap dengan baling-baling sebanyak 6 lubang yang berfungsi sebagai pendorong. Kapal selam ini juga memiliki daya tampung sebanyak 63 orang.

Bagian dalam kapal

Pada waktu kalian pertama kali memasuki kapal selam, maka kita akan disambut dengan berbagai bagian yang ada di dalam kapal.

Meskipun bagian dari awak kapal tersebut terlihat rumit, kalian nantinya akan didampingi dengan pemandu wisata yang akan membantu menerangkan semua hal yang berhubungan dengan kapal selam.

Pendamping ini akan menceritakan seluk-beluk tentang kapal selam ini, sebab mereka telah terlatih untuk KRI Pasopati 401.

Tetapi satu hal yang harus kalian ingat yaitu ketika ruangan di dalam kapal selam itu sangatlah sempit, sehingga kalian akan tidak memiliki ruang gerak yang bebas.

Terlebih lagi pada setiap pintu yang menghubungkan satu ruang dengan ruang lain itu hanya cukup untuk dilewati oleh 1 orang, serta kalian harus membungkukan badan terlebih dahulu.

Sudah terbayangkan, bagaimana rasanya para TNI pada waktu menjadi awak kapal selam selama berperang dengan ruangan yang sempit.

Baca: Monumen Jalesveva Jayamahe

Ruangan

monumen kapal selam di surabaya

Seperti yang telah dijelaskan di atas, kapal selam yang digunakan oleh monumen ini merupakan KRI Pasopati buatan Uni Soviet dengan jenis SS bertipe Whiskey Class, dengan mesin diesel, buatan pada tahun 1952.

Kapal selam tersebut termasuk ke dalam jajaran TNI-AL tahun 1962 yang memiliki tugas pokok untuk mengadakan pengintaian, menghancurkan garis lintas musuh, serta untuk melakukan penyerangan.

KRI Pasopati memiliki peran aktif di dalam menegakkan kedaulatan negara serta mengikuti operasi keamanan laut Indonesia.

Operasi yang paling terkenal yaitu Operasi Trikora pada tahun 1962 di Irian Barat yang sekarang bernama Papua. Serta pada tahun 1990, KRI Pasopati kemudian memasuki masa purna tugas.

Monumen kapal selam ini sendiri terbagi ke dalam tujuh ruangan berbeda, antara lain:

1. Ruang 1

Ruang satu ini disebut sebagai Ruang Torpedo Haluan. Sesuai dengan namanya, pada ruangan ini ada tempat torpedo cadangan, empat peluncur torpedo, tempat istirahat ABK, serta dome sonar yang ada di bawah geladak.

2. Ruang 2

Ruang kedua ini adalah ruang makan serta tempat bekerja perwira. Pada bagian bawah geladak ada sebuah Ruang Baterai grup 1 serta tempat tidur di ruang makan.

3. Ruang 3

Ruang ketiga adalah Ruang Pusat Informasi Tempur yang menjadi tempat untuk pengoperasian kapal serta sebagai pusat kegiatan tempur. Pada bagian bawah geladak juga terdapat gudang untuk menyimpan makanan.

4. Ruang 4

Ruang keempat adalah ruang makan para Bintara atau Tamtama serta juga terdapat dapur. Pada bagian bawah geladak ada Ruang Baterai grup 2.

5. Ruang 5

Ruang kelima merupakan ruang untuk tempat motor diesel, pesawat bantu, serta untuk pengendaliannya.

6. Ruang 6

Ruang keenam merupakan tempat motor listrik penggerak kapal, motor bantu, serta untuk pengendaliannya.

7. Ruang 7

Dan yang terakhir ruang tujuh adalah Ruang Torpedo Buritan. Pada bagian ruang ini ada dua peluncur torpedo yng digunakan menyerang maupun mencegat serangan torpedo dari musuh.

Kelebihan

tiket masuk monumen kapal selam surabaya

Kelebihan lainnya dari KRI Pasopati yaitu dimana kapal selam ini tidak bisa terdeteksi dengan sonar.

Mengapa? Sebab kapal ini berbahan pelat atau baja yang diterapkan di dalam badan kapal selam buatan Uni Soviet yang dapat menyulitkan sonar-sonar kapal buatan barat untuk mendeteksinya.

Sehingga dapat dikatakan jika kapal selam ini termasuk ke dalam kapal selam siluman. Bayangkan saja, kapal selam sebesar ini tidak bisa terdeteksi dengan sonar namun tiba-tiba mengeluarkan rudal. Hal itulah yang menyebabkan kapal ini disebut sebagai kapal selam siluman pada waktu berperang.

Monumen Kapal Selam Surabaya ini juga menjadi salah satu monumen kapal selam dari ketiga yang ada di dunia. Kedua monumen lainnya berada di negara Inggris. Bahkan Monkasel Surabaya ini juga pernah dimuat ke dalam artikel, karya tulis serta makalah berbahasa inggris, lengkap dengan ciri serta contoh gambarnya.

Baca: Museum Brawijaya

Fakta Unik

kebakaran

Di tahun 2011 tepatnya pada Minggu siang tanggal 4 September. Monumen Kapal Selam ini sempat terbakar.

Api pertama kali muncul di bagian pintu ketiga dekat dengan bagian tengah. Hal tersebut membuat asap yang sangat pekat sehingga membuat para petugas kebakaran kesulitan untuk memadamkan api.

Kondisi tersebut juga membuat para pengunjung panik serta bahkan terdapat sebagai pengunjung yang mengalami sesak nafas hingga harus dibantu dengan menggunakan oksigen.

Tetapi, syukur kejadian tersebut tidak memakan korban jiwa. Dugaan api tersebut muncul yaitu sebab adanya hubungan pendek arus listrik pada bagian alat pendingin ruangan.

Objek Wisata

1. Kolam Renang

kolam renang

Selain kalian dapaat berwisata sejarah, di area Monkasel juga telah menyediakan wahana lain yang seru. Salah satunya adalah kolam renang anak – anak. Sebab kolam ini hanya diperuntukkan untuk anak, maka kolam ini dangkal.

Pada bagian wahana kolam renang ini memang hanya dikhususkan untuk kolam renang saja, sehingga kalian tidak akan menjumpai wahana air lainnya. Meski demikian, keseruan disana juga masih bisa kalian rasakan dengan teriakan anak anak yang terlihat gembira.

2. Menyusuri Sungai Kalimas 

sungai kalimas

Selain berenang, kalian juga bisa menikmati keindahan perairan dengan menyusuri Sungai Kalimas menggunakan perahu motor.

Wahana satu ini disediakan setiap hari Sabtu dan Minggu, bahkan pada waktu malam hari. Kalian cukup membayar tarif sebesar Rp 20.000 untuk dapat menyusuri Sungai Kalimas menggunakan perahu motor.

Baca: De Mata Trick Eye Museum Surabaya

3. Menyaksikan Reog Ponorogo

reog ponorogo

Seperti yang kita ketahui, Jawa Timur terkenal akan budaya Reog Ponorogonya.

Sehingga pihak dari Monkasel juga menyediakan atraksi Reog Ponorogo yang diselenggarakan setiao hari Sabtu dan Minggu. Kalian dapat menyaksikan pertunjukan tersebut dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000.

Fasilitas

  • Kolam renang
  • Tour guide
  • Pertunjukan reog ponorogo
  • Menonton film dokumenter
  • Live music
  • Toilet
  • Mushola
  • Stand souvenir
  • Area parkir
  • Kios makanan
  • Cafe
  • Jogging track
  • Menyusuri Sungai Kalimas menggunakan perahu motor

Lokasi

Monumen Kapal Selam berada di alamat: Jl. Pemuda No.39, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota SBY, Jawa Timur 60277.

Rute

Berikut adalah rute yang dapat kalian gunakan untuk menuju lokasi Monkasel:

  • Dari arah Tugu Pahlawan – Jl. Pahlawan – Jl. Tunjungan – Jl. Gubernur Suryo – Jl. Ketabang Kali – Jl. Pemuda – tujuan kalian berada di sebelah kanan jalan yaitu “Monumen Kapal Selam Surabaya”.

Jam Operasional

Monumen Kapal Selam buka setiap harinya (Senin – Mingg) mulai dari pukul 08.00 – 21.00 WIB.

Harga Tiket Masuk

HTMWeekdayWeekend
MonkaselRp15.000Rp15.000

Tips

  • Usahakan kalian datang pada waktu pagi hari ketika monumen dibuka pukul 08.00. Sebab waktu menjelang siang hari khususnya pada waktu akhir pekan atau masa liburan sekolah tiba, maka akan dipadati dengan pengunjung. Mengingat monumennya yang cukup sempit, maka hal tersebut akan menyulitkan kalian berada di dalam ruangan kapal.
  • Jika kalian datang di waktu awal pagi hari, maka pemandu-nya juga baru mulai beraktivitas sehingga masih fresh serta semakin ramah untuk menjelaskan serta menjawab seluruh pertanyaan kalian.
  • Menggunakan pakaian yang nyaman serta dapat menyerap keringat. Kondisi di dalam ruangan kapal selam tidaklah terlalu luas serta AC-nya juga tidak terlalu dingin.
  • Akan sangat sopan apabila kalian juga memberi hadiah berupa tip untuk pemandu. Meskipun sebutulnya hal tersebut sudah termasuk ke dalam harga tiket. Mengingat dari pelayanan mereka yang memuaskan serta sang pemandu biasanya juga akan senang hati membantu para pengunjung yang meminta tolong untuk difoto, maka tak ada salahnya jika memberikan tip lebih.
Photo of author

Dwi Okta

Mahasiswi jurusan pariwista di salah satu Universitas di Indonesia.