Monumen Jalesveva Jayamahe: Daya Tarik & Tiket 2024

[man-table-summary id=”monumenjalesvevajayamahe”]

Seperti yang telah kita ketahui, kota Surabaya terkenal akan sebutan kota Pahlawannya. Sehingga banyak sekali lokasi wisata sejarah di kota ini, salah satu wisata sejarah yang terkenal adalah Monumen Jalesveva Jayamahe.

Monumen Jalesveva Jayamahe adalah salah satu monumen bersejarah yang dibangun guna mengenang jasa dari para prajurit TNI AL yang turut gugur di dalam pertempuran di Surabaya.

Desain dari gaya arsitektur Monumen Jalesveva Jayamahe adalah seorang prajurit TNI AL yang mengenakan seragam lengkap.

Tinggi patung yang ada disana terdiri atas dua bangunan yaitu patung perwira setinggi sekitar 30,6 meter. Serta pada bagian bawahnya terdapat sebuah bangunan gedung bundar setinggi kurang lebih 30 meter. Maka dari itu keseluruhan tinggi dari monumen ini adalah 60,6 meter.

Sejarah

1. Sejarah singkat

monumen jalesveva jayamahe surabaya

Monumen Jalesveva Jayamahe mendeskripsikan seorang perwira TNI menengah Angkatan Laut dengan mengenakan pakaian lengkap (tenue PDU 1) dengan pose menatap arah laut.

Hal itu memiliki arti untuk mewakili generasi penerus bangsa dengan penuh kesungguhan dan keyakinan yang siap menerjang ombak. Serta berani menempuh badai ke arah yang ditunjukkan, yakni tak lain adalah cita-cita bangsa Indonesia.

Monumen Jalesveva Jayamahe ini juga mewakili dari simbol pagelaran tongkat estafet dari generasi pendahulu dalam menyelesaikan tugasnya terhadap generasi berikutnya.

Banguanan ini dibangun di sisi ujung barat Dermaga Madura yang juga difungsikan sebagai mercusuar untuk para kapal yang sedang berlayar di sekitarnya.

Istilah dari nama Jalesveva Jayamahe sendiri adalah semboyan dari TNI-AL yang mempunyai makna di laut kita jaya.

Material yang digunakan monumen ini terbuat dari bahan tembaga dengan arsiteknya yang bernama I Nyoman Nuarta.

Seniman tersebut juga pernah menggubah patung Garuda Wisnu Kencana yang ada di Bali.

Pondasi dari monumen ini sendiri terdiri atas 4 lantai.

Pada bagian paling atas merupakan tempat untuk menapak kaki dari patung perwira. Dari situlah kalian dapat melihat dengan lapang semua dermaga Tanjung Perak.

Pada sisi depan Monumen Jalesveva Jayamahe juga ada suatu Gong raksasa yang bernama “Kyai Tentrem”. Gong itu memiliki diameter 6 meter serta memiliki berat 2 ton.

Gong tersebut terbuat dari beragam bahan tembaga yang tersisa dari hasil proses konstruksi patung, sehingga dibuatlah gong untuk acara peresmian bangunan.

Berbagai patung yang ada disana selain menjadi aksesoris juga berfungsi sebagai mercusuar untuk memandu kapal – kapal yang sedang melintas di sekitarnya.

Monjaya ini telah dibangun sejak pada tahun 1990 dengan memakan biaya hingga 27 Miliyar Rupiah.

Patung Sang Kolonel disana berangkakan baja serta berkulit tembaga, yang dibuat oleh pematung terkenal asal Bandung bernama Nyoman Nuarta.

Disana juga terdapat maket Koarmatim yang berskala 1 : 1200. Sebanyak tujuh buah dari maket kapal telah ada beberapa ukuran yang diletakkan di ruangan bundar itu.

Salah satu Kapal Selam KRI Pasoepati disana, sekarang telah dipakai sebagai Monumen Kapal Selam (Monkasel) di Jalan Pemuda Surabaya.

Masuk ke dalam lantai dua, kalian akan menjumpai koleksi yang lebih beragam. Tembok pada bagian timur telah dihiasi dengan pigura dengan ukuran 10 dan 12 R. Pigura tersebut memiliki gambar semua kapal perang yang terdapat di Koarmatim. Di lantai dua ini juga terdapat ruangan yang berisi foto – foto khusus kesatuan.

Gedung penopang sendiri tersebut dari bahan beton bundar empat lantai. Di bagian dinding gedung tersebut juga dibuat ruangan diorama sejarah kepahlawanan TNI – AL sejak pada zaman prarevolusi fisik hingga 1900-an.

Fungsi dari ruangan tersebut adalah sebagai museum TNI – AL dan juga tempat rapat. Sekarang ini, baru terdapat dua lantai yang telah berfungsi sebagai museum. Pada lantai satu, kalian akan menjumpai beragam poster mengenai pembangunan Monjaya.

2. Latar belakang

latar belakang berdirinya monumen jalesveva jayamahe

Latar belakang dari pembangunan Monumen Jalesveva Jayamahe yaitu adanya gagasan yang menyatakan bahwa bagaimanapun majunya suatu bangsa hendaknya harus selalu berpijak kepada sejarah.

Atau dalam makna lain disebut “Bangsa yang besar merupakan Bangsa yang dapat menghargai jasa Pahlawannya”.

Dari sekian banyaknya pahlawan serta sesepuh yang sudah berjasa dalam merintis, mengisi, serta menegakan kemerdekaan NKRI sudah sepatutnya kita kenang.

Namun sebagian kecil dari mereka sudah kita kenal dengan adanya kenangan berupa monumen ataupun kapal perang yang menggunakan nama pahlawan tersebut untuk mengenang jasanya.

Tak hanya dijadikan sebagai simbol penghargaan ataupun kenang-kenangan dari para generasi penerus bangsa yang masih hidup. Namun juga diharapkan bisa memberi motivasi guna ikut meneruskan perjuangan mereka hingga tercapainya cita-cita Angkatan Laut yang jaya di dalam wadah NKRI yang adil serta makmur.

Sesudah diproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945, tongkat estafet perjuangan sepenuhnya sudah dialihkan terhadap generasi pengisi serta penerus pembangunan.

Oleh sebab itu tahun 1990, bisa disebut sebagai tombak dari sejarah perjuangan Bangsa.

Dan di tahun yang istimewa itu, generasi penerus dari TNI AL bersama dengan masyarakat yang lain yang juga ingin menghadirkan sebuah hal yang istimewa.

Hal itu berwujud pembangunan sebuah monumen dengan peletakan batu pertamanya yang diadakan di tanggal 5 Desember 1990.

Pada pembangunan monumen tersebut, generasi penerus juga merekam beberapa langkah heroik dari para pendiri serta sesepuh TNI AL dalam pengabdiannya, mengisi dan menegakkan kemerdekaan lewat Angkatan Laut.

Serta sekaligus diharapkan bisa mengobarkan semangat perjuangan dalam mengisi kemerdekaan untuk generasi penerus sekarang ini serta selanjutnya.

Tanpa mengecilkan beragam kejadian bersejarah yang terjadi di belahan tanah air Indonesia, sejarah Ujung sebagai bagian wilayah dari kota Pahlawan Surabaya memang tidak dapat dipisahkan dengan sejarah TNI AL.

Yakni terjadinya peristiwa perebutan Kaigun SE 21/24 Butai pada tanggal 3 Oktober 1945.

Kejadian tersebut ditandai dengan adanya sumpah oleh para Bahariawan Penataran Angkatan Laut (PAL) yang berbunyi “Saya rela serta ikhlas untuk mengorbankan harta benda ataupun jiwa raga bagi Nusa dan Bangsa”.

Baca: Taman Pelangi Surabaya

3. Arti Jalesveva Jayamahe

tiket masuk monumen jalesveva jayamahe

Jalesveva Jayamahe atau yang juga sering diterjemahkan menjadi “Di Lautan Kita Jaya” merupakan sebuah Motto atau seruan dari TNI Angkatan Laut Indonesia.

Jika diartikan di dalam bahasa Indonesia sendiri, sebetulnya ungkapan tersebut berasal dari Bahasa Sanskerta yakni “Jales.eva Jayamahe” serta dapat diartikan menjadi sebagai berikut:

  • Jales.veva terdiri atas dua bagian, yakni jales.u serta eva.
    Jales.u merupakan kata yang berasal dari dasar jala (maskulinum) yang artinya air.
    Serta jales.u merupakan bentuk pluralis, lokativus dan secara harfiah dapat diartikan sebagai: “di air-air”.
  • Eva merupakan suatu partikel emfatik serta dapat diterjemahkan dengan kata “-lah”.
  • Jayamahe, merupakan kata kerja dari (verbum), ji, yang dikonjugasi menurut dari waktu present, persona ketiga dari pluaralis pada modus indikatif serta secara harfiah dapat diartikan menjadi: “kita berjaya”.

Sehingga, kalimat dari kata tersebut secara harfiah memiliki arti “Di air-airlah kita berjaya!”.

Objek Wisata

1. Monumen Pengingat Kejayaan Maritim Indonesia

cara masuk monumen jalesveva jayamahe

Jalesveva Jayamahe mempunyai arti lautan kita jaya atau juga menjadi motto dari TNI AL. Adanya monumen ini menjadi pengingat jika sejak zaman dahulu negara Indonesia sudah cukup berjaya dalam bidang kemaritiman. Bahkan sudah dimulai sejak pada masa Kerajaan Sriwijaya sampai Majapahit.

Baca: Taman Flora Surabaya

2. Monumen Tertinggi Kedua Sesudah Patung Liberty

gambar monumen jalesveva jayamahe

Tidak kalah dengan Patung Liberty yang ada di New York sebagai patung kebanggaannya, Surabaya juga memiliki Monumen Jalesveva Jayamahe (Monjaya).

Patung menjadi patung tertinggi kedua di dunia sesudah Patung Liberty yang ada di mulut pelabuhan New York, yang memiliki ketinggian 85 meter.

3. Mengenal Perjuangan Para Pejuang Bahari

pahlawan bahari

Pada bagian dinding dari bangunan museum sudah ada beragam diorama yang mengisahkan sejarah dari perjuangan dari pejuang bahari.

Disana juga terdapat sejumlah miniatur serta model kapal yang dimanfaatkan oleh TNI AL serta beragam benda bersejarah yang lain.

Di bagian samping patung Perwira TNI juga terdapat sebuah gong yang bernama Gong Kiai tentrem seberat 2.2 ton tersebut terbuat dari logam kuningan dengan berlapis anti karat.

4. Pembangunan Monumen Memakan Waktu 6 Tahun

Pembangunan Monumen Memakan Waktu 6 Tahun

Monumen dengan tinggi 30,6 meter tersebut dibangun atas gagasan dari Laksamana TNI Muhammad Arifin yang merupakan Kepala Staf TNI tahun 1990-an.

Pembangunan dari monumen ini memakan waktu selama 6 tahun. Dan diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto pada tanggal 5 Desember 1996, bersamaan pada peringatan Hari Armada Indonesia.

Baca: De Mata Trick Eye Museum Surabaya

5. Pusat Souvenir Berhubungan Dengan TNI

Pusat Souvenir Berhubungan Dengan TNI

Di kawasan museum juga sudah tersedia pusat souvenir yang menawarkan beragam oleh-oleh mulai dari pakaian, topi, tas, serta sejumlah atribut dari TNI AL.

Tak hanya itu saja, pada bagian selatan kalian juga bisa menjumpai kapal-kapal perang milik TNI-AL dan juga pemandangan dari Selat Madura. Kalian dapat melihat semua pemandangan di area Monumen Jalesveva Jayamahe dari arah patung Perwira.

Fasilitas

  • Tempat parkir
  • Wisata pendidikan dan sejarah
  • Area parkir
  • Toilet
  • Warung makan dan minum
  • Tempat sampah
  • Spot foto
  • Pusat oleh oleh atau souvenir
  • Tempat duduk

Lokasi

Monumen Jalesveva Jayamahe berada di alamat: Armada Timur Ujung, Ujung, Kec. Semampir, Kota SBY, Jawa Timur 60155.

Rute

Ada dua jalan yang bisa kalian gunakan untuk sampai di Pintu Gerbang Armatim.

Untuk jalan pertama yang dapat kalian gunakan adalah dari arah jalan Perak Timur, kalian bisa masuk menuju Jembatan Petekan.

Lalu untuk jalan yang kedua dari arah lokasi museum melalui arah jalan Sidotopo.

Kedua jalan di atas nantinya akan bertemu di sisi depan pintu gerbang Armatim. Pada pintu gebang itu, lokasi dari monumen jaraknya kira – kira tiga sampai empat kilometer.

Jam Operasional

Monumen Jalesveva Jayamahe buka setiap hari Senin – Jumat mulai dari pukul 07.00 – 15.00 WIB. Untuk hari Sabtu, Minggu, ataupun hari libur nasional monumen ini tutup.

Harga Tiket Masuk

Setiap pengunjung yang hendak memasuki Monumen Jalesveva Jayamahe tidak akan dikenakan biaya masuk alias gratis.

Photo of author

Dwi Okta

Mahasiswi jurusan pariwista di salah satu Universitas di Indonesia.