Candi Badut Malang: Keindahan & Harga Tiket Masuk 2024

[man-table-summary id=”candibadut”]

Tempat wisata sejarah Candi Badut menyuguhkan suasana sejuk lengkap dengan pepohonan serta taman yang sudah ditata rapi.

Dengan adanya rimbunan pepohonan disana, kalian dapat berswafoto ria berlatar belakang candi yang mempunyai nilai budaya tinggi.

Keberadaan candi ini juga masih satu kawasan dengan pemukiman penduduk, meski demikian tidak mengurangi keelokan bangunan tersebut.

Sejarah

candi badut malang
instagram: @infomalangraya

Candi Badut adalah salah satu candi peninggalan dari Kerajaan Kanjuruhan yang berada di kota Malang.

Konon, candi ini diperkirakan memiliki usia lebih dari 1400 tahun. Candi ini dulunya didirikan sebagai simbol untuk memuliakan Resi Agastya yang amat diagungkan oleh Raja Gajayana.

Hal tersebut tertera di dalam sebuah Prasasti Dinoyo yang berangkat 760 M. Gajayana pada waktu itu juga turut membuat sebuah arca perwujudan dari Resi Agastya dengan bahan batu hitam.

Namun sayangnya, arca tersebut hingga kini tidak bisa ditemukan ketika penggalian serta pembangunan kembali Candi Badut.

Yang dapat ditemukan hanya Yoni dan Lingga yang merupakan simbol dari Siwa serta Parwati dan juga arca Durga Mahisasuramardini.

sejarah candi badut
instagram: @vitaagustina_

Candi Badung sendiri telah ditemukan sejak pada tahun 1921, yang mana ditemukan dalam bentuk berupa gundukan reruntuhan bebatuan yang bercampur tanah.

Kemudian temuan tersebut diberitakan oleh Maureen Brecher yang merupakan seorang kontrolir asal Belanda yang bekerja di kota Malang.

Candi Badut tersebut kemudian dipugar kembali di tahun 1925 – 1927 di bawah pengawasan B. De Haan asal Jawatan Purbakala Hindia Belanda.

Dari hasil galian yang dilakukan pada waktu itu diketahui bangunan candi sudah runtuh semuanya, kecuali pada sisi kakinya.

Batu – batu yang ditemukan lalu disortir serta dikumpulkan berdasarkan jenis serta ukurannya. Atas dasar tersebutlah para pekerja mencoba untuk menyusun candi tersebut kembali.

Hingga di tahun 1926, semua bagunan dari kaki serta tubuh berhasil dibangun kembali, kecuali untuk bagian atapnya yang memang tidak dapat ditemukan kembali.

Baca: Candi Sewu

Struktur

gambar candi badut
instagram: @najih__12

Berdasarkan dengan struktur bangunannya, Candi Badut terbagi ke dalam tiga bagian berbeda, yaitu kaki, badan, serta puncak. Berikut penjelasannya:

1. Bagian Kaki

Bagian kaki atau disebut sebagai Upapitha/ Bhurloka ini merupakan suatu gambaran dari alam manusia.

Di sisi ini telah ditopang dengan alas penyangga yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 14,1 meter X 18,9 meter.

Lapik tersebut terdiri atas tiga perbingkaian datar dengan masing – masing memiliki ukuran tinggi 30 cm, 40 cm, dan 20 cm.

Bentuk kaki candi satu ini nampak polos tidak ada pelipit ataupun ornamen yang mendetail. Di bagian barat juga terdapat tangga dengan lebar 1,48 meter berjumlah delapan anak tangga.

Bentuk papan dari tangga ini adalah lengkungan dengan ujung ukel. Sementara pada pangkal pipi tangga dihiaskan dengan Kala Naga.

Setiap pipi tangga yang ada di bagian luar memiliki hiasan Kinara (Burung Kahyangan).

2. Bagian Badan

Bagian badan pada candi bentuknya berupa persegi dengan ukuran 7,5 meter X 7,4 meter serta tinggi 3,62 meter.

Pada sisi bawah badang terdiri atas padma berpelipit pelipit polos, serta setengah bundaran berpelipit. Bagian badan pada candi ini disebut sebagai Vimana yang disebut Bwahloka yang merupakan gambaran dari alam serta langit.

3. Bagian Puncak

Bagian puncak ini disebut sebagai Cikhara yang disebut Swahloka yang merupakan gambaran dari alam surgawi atau kahyangan dari para dewa.

Tetapi pada bagian atap ini sayangnya sudah sangat sulit untuk diamati, sebab bagian tersebut sudah tidak terlihat jelas.

Hal tersebut diakibatkan adanya penggalian yang dilakukan beberapa kali dilakukan pada masa silam.

Baca: Candi Plaosan

Keunikan

Keunikan
instagram: @rindu.malang

Berikut ini adalah beberapa keunikan dari Candi Badut jika dibandingkan dengan candi lainnya yang ada di Jawa Timur, antara lain:

  • Candi Badut ini ditemukan kembali oleh seorang pakar arkeologi asal Belanda pada tahun 1923.
  • Candi tersebut diduga dibangun jauh sebelum periode pemerintahan Raja Airlangga, yang mana masa tersebut adanya banyaknya candi – candi yang dibangun di Jawa Timur.
  • Candi Badut sendiri diperkirakan menjadi candi tertua yang ada di Jawa Timur.
  • Dibangun dengan memakai batu andesit.
  • Memiliki pahatan Kalamakara yang terlihat menghiasi ambang pintu candi.
  • Kalamakara Candi Badut dibuat tanpa adanya rahang bawah, mirip dengan yang ada pada candi – candi di Jawa Tengah.
  • Bangunan candi mirip dengan candi yang ada di Jawa Tengah.
  • Mirip dengan Candi Dieng di Jawa Tengah.
  • Dipercaya sebagai candi Siwa, meskipun hingga sekarang belum dijumpai adanya arca Agastya di dalamnya.
  • Memiliki relief berupa burung berkepala manusia yang sedang meniup seruling.
  • Keempat sisi candi memiliki relung dengan hiasan bunga dan burung berkepala manusia.
  • Di bagian utara dinding luar, ada sebuah arca Durga Mahisasuramardini.
  • Di bagian selatan, seharusnya ada arca Siwa Guru serta sisi timur ada arca Ganesha. Tetapi kini keduanya sudah tidak ada pada tempatnya.

Baca: Candi Sambisari

Penginapan

Berikut ini adalah beberapa penginapan yang dekat dengan lokasi wisata, antara lain:

PenginapanAlamatHarga
Swiss-Belinn MalangJln. Veteran 8A, Malang 65113, IndonesiaRp400.000
Ijen Suites Resort & ConventionJl. Ijen Nirwana Raya blok A no. 16, Malang 65116, IndonesiaRp400.000
Amaris Hotel MalangJl. Letjen Sutoyo no. 39, Malang 65111, IndonesiaRp250.000
The 1O1 Malang OJJl. Dr Cipto no. 11, Malang 65111, IndonesiaRp400.000
OYO 414 Loji Rejo Guest HousePerumahan Villa Puncak Tidar Blok H No 12C, Kelurahan Karangwidoro, Kecamatan Dau, Malang 65151, IndonesiaRp150.000
Hotel Aria GajayanaJln. Kawi 24, Malang 65116, IndonesiaRp350.000
Trio Indah 2Jl. Brigjen S. Riadi no. 1-3 | Kayu Tangan, Malang 65112, IndonesiaRp250.000
Savana Hotel & ConventionJl. Letjen Sutoyo 32-34, Malang 65111, IndonesiaRp500.000
favehotel Tlogomas MalangJl. Tlogomas Raya No.25, Malang 65144, IndonesiaRp200.000
The Shalimar Boutique HotelJl. Cerme No. 16, Malang 65112, IndonesiaRp1.000.000
Front One BoutiqueJl. Baluran No. 21, Malang 65112, IndonesiaRp150.000
Kertanegara Premium Guest HouseJl. Semeru 59, Malang 65112, IndonesiaRp350.000
Grand Citihub Hotel @KajoetanganJl. Basuki Rachmad no. 56 Kajoetangan, Malang 65118, IndonesiaRp250.000
OYO 815 Double D9 GuesthouseJl. Bukit Dieng DD No.9, Malang 65146, IndonesiaRp100.000
Everyday Smart HotelJl. Soekarno-Hatta no. 2, Malang 65142, IndonesiaRp250.000

Fasilitas

  • Area parkir
  • Toilet/ MCK
  • Tempat makan dan minum

Lokasi

Candi Badut berada di alamat: Jalan Candi 5D, Karangwidoro, Dau, Doro, Karangwidoro, Kec. Dau, Kota Malang, Jawa Timur 65146.

Baca: Desa Penglipuran

Rute

Berikut ini adalah rute yang dapat kalian gunakan untuk mencapai lokasi wisata dengan menggunakan kendaraan umum, antaralain:

  • Dari arah kota Malang kalian dapat menggunakan mikrolet dengan jurusan Arjosari – Tidar lalu kalian turun pojok di Jl. Himalaya.
  • Dari arah situ, kalian lanjutkan perjalanan dengan berjalan ke arah utara sejauh 300 meter hingga tiba di lokasi wisata candi.

Jam Operasional

Candi Badut buka setiap harinya (Senin – Minggu) mulai dari pukul 08.00 – 15.00 WIB.

*)Jika kalian datang secara rombongan di waktu yang lain, maka kalian hanya perlu untuk berkoordinasi dengan pihak pengelola candi.

Harga Tiket Masuk

KeteranganHarga
HTM per orangRp10.000

Tips

  • Tidak diperbolehkan untuk merusak maupun mengubah bentuk benda dari cagar budaya.
  • Tidak diperbolehkan untuk membawa pulang benda apa pun yang kalian jumpai di area candi.
  • Tidak diperbolehkan untuk mengotori maupun mencoret – coret benda dari cagar budaya.
  • Untuk siapa saja yang melanggar ketentuan di atas sebagai mana yang tercantum di dalam UU No. 11 tahun 2010 mengenai cagar budaya, yang bersangkutan akan dikenakan hukuman pidana penjara maksimal 15 tahun atau denda sekurang – kurangnya Rp500.000.000 serta maksimal Rp2.500.000.000.
  • Jangan membuang sampah sembarangan.
  • Patuhi segara peraturan yang ada di lokasi wisata.

Photo of author

Dwi Okta

Mahasiswi jurusan pariwista di salah satu Universitas di Indonesia.