[man-table-summary id=”candisewu”]
Berada satu kawasan degan Candi Prambanan, Candi Sewu ini juga menjadi salah satu wisata sejarah yang ada disana.
Kompleks Candi Sewu adalah komplek dengan kumpulan candi Buddha terbesar yang ada di kawasan sekitar Candi Prambanan.
Kompleks candi ini mempunyai bentang ukuran utara – selatan 185 meter serta timur – barat 165 meter.
Sejarah
1. Asal Muasal Nama Candi
Sejarah Candi Sewu mencatat jika candi ini memiliki usia lebih tua ddari Candi Prambanan yang terletak di sebelahnya.
Serta juga lebih tua dari Candi Borobudur yang dimana candi tersebut merupakan candi Buddha terbesar yang ada di dunia.
Nama dari candi ini memang unik serta berasal dari bahasa Jawa dari kata “Sewu” yang berarti “Seribu”.
Pemberian nama dari Sewu memang tak kalah berlebihan sebab jumlah candi yang terdapat di dalam kompleks Candi Sewu ini memiliki total jumlah yang sangat banyak.
Sehingga masyarakat setempat kemudian memanggilnya sebagai Candi Sewu.
Secara keseluruhan, pada awalnya diperkirakan dalam kompleks candi ini mempunyai kurang lebih 249 buah total candi.
Dengan perincian:
- Candi utama berjumlah 1 buah.
- Candi pengapit berjumlah 8 buah.
- Candi perwara berjumlah 240 buah.
Nama asli dari candi sewu ini menurut dari bukti sejarah yang ada bernama ”Prasada Vajrasana Manjusrigrha”.
Nama tersebut ditemukan di dalam 2 buah prasasti, yaitu:
- Prasasti Kelurak yang mempunyai angka tahun 782 masehi.
- Prasasti Manjusrigrha yang mempunyai angka tahun 792 Masehi.
2. Sejarah Singkat
Berdasarkan catatan sejarah Candi Sewu telah dibangun pada abad ke 8.
Tepatnya pada masa pemerintahan raja Rakai Panangkaran asal dinasti Sanjaya yang tengah memerintah Kerajaan Mataram Kuno dari tahun 746 Masehi sampai tahun 784 Masehi.
Namun kemungkinan besar kompleks Candi Sewu ini kemudian akan dipugar kembali serta diperbesar oleh Rakai Pikatan yang merupakan pangeran keturunan dari dinasti Sanjaya.
Rakai Pikatan ini merupakan keturunan dari dinasti Sanjaya yang menganut agama Hindu.
Kemudian beliau menikahi seorang putri asal dinasti Syailendra yang juga menganut agama Buddha bernama Pramodhawardhani.
Pernikahan besar ini pada akhirnya mampu mengawinkan dua kebudayaan besar yang berasal dari dua dinasti besar serta berkuasa pada kala itu, khususnya berkuasa di tanah Jawa.
Dinasti Syailendra yang beragama Buddha kemudian mengalami keredupan kekuasaan.
Sementara dinasti Sanjaya dengan agama Hindu tengah mengalam masa puncak kejayaan.
Tetapi ternyata pernikahan ini pada akhirnya dapat menjadi pemersatu antara kedua dinasti besar itu. Serta kemudian rakyat dari kedua dinasti itu dapat hidup berdampingan dengan amat rukun serta damai.
Hal tersebut juga dapat terlihat dari lokasi pembangunan Candi Sewu yang di mana adalah kompleks Candi Buddha yang bersebelahan persis 800 meter dengan Candi Prambanan yang di mana adalah Candi Hindu.
Baca: Candi Prambanan
Arsitektur Kompleks
Area komplek dari candi sewu memiliki total 249 buah candi yang tersebar di dalamnya. Berikut adalah rincian penjelasannya:
- Pelataran Kompleks Candi Sewu
Di area pelataran akan ditemui empat buah pintu gerbang. Di mana arahnya berdasarkan arah mata angin, yakni barat, timur, selatan, dan utara.
Pada ke empat pintu gerbang terdapat patung Dwarapala raksasa yang memegang gada.
- Candi Perwara
Candi Perwara merupakan candi dengan ukuran kecil yang berfungsi sebagai penjaga candi utama. Total terdapat 240 buah candi perwara di komplek ini.
Di dalam komplek ini dibagi menjadi 4 kelompok berbeda, antara lain:
- Deret pertama serta merupakan deret paling dalam terdapat 28 buah total candi perwara.
- Deret ke dua terdapat 44 buah total candi perwara.
- Deret ke tiga terdapat 80 buah total candi perwara.
- Dari arah sisi paling paling luar atau keempat ada 88 buah total deretan candi perwara.
- Candi Apit
Candi Apit memiliki ukuran lebih besar dari Candi Perwara, namun lebih kecil dari candi utama.
Komplek candi ini memiliki total 8 buah Candi Apit. Letaknya ada di pelataran serta mengelilingi candi utama. Pada masing-masing gerbang terdapat satu pasang Candi Apit.
- Candi Utama Candi Sewu
Berada di pusat kompleks, dengan ukuran candi lebar 29 meter dan tinggi 30 meter berjumlah satu buah.
Memiliki satu ruangan utama yang dulunya terdapat patung Buddha Bodhisatwa Manjusri dengan tinggi empat meter, namun kini telah hilang.
Serta empat ruangan lain dengan keadaan kosong.
Baca: Candi Gedong Songo
Objek Wisata
1. Bersepeda
Selain berjalan kaki, disini para pengunjungnya juga dapat mengelilingi candi dengan menggunakan sepeda. Serta disini juga telah disediakan jasa penyewaan sepeda.
2. Menikmati Sunrise dan Sunset
Tak hanya di perbukitan, di area candi sewu ini kalian juga dapat menikmati sunrise dan juga sunset, yang tentunya tak kalah indah dari tempat lainnya.
3. Berswafoto ria
Hampir setiap detail dari lokasi candi ini dapat kalian jadikan sebagai latar balakang foto yang unik. Mulai dari berfoto dengan candi, patung, atau bahkan jajaran pohon yang tumbuh dikawasan tersebut.
Baca: Candi Badut
4. Museum Candi Sewu
Museum tersebut mengisahkan mengenai proses dari pemugaran candi.
Letaknya berada di utara dari Kompleks Candi Sewu. Museum ini telah di dengan ruangan audio visual.
Di mana ruangan tersebut digunakan sebagai tempat pemutaran film mengenai pengetahuan berbagai candi yang ada di dalam area lereng selatan Merapi.
5. Belajar Sejarah dan Budaya
Berbagai relief dari candi yang ada disini dapat dijadikan sebagai referensi media pembelajaran sejarah. Mulai dari sejarah kehidupan dimasa Dinasti Sailendra hingga sikap toleransi yang telah tercipta di masa lampau.
6. Menonton Sendratari Ramayana Prambanan
Pagelaran ini bisanya digelar pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pukul 19.30 – 21.30 WIB.
Pertunjukan tersebut menampilkan seni tari yang dipadukan dengan drama dan juga musik jawa.
Pada musim kemarau pagelaran dilakukan dengan konsep open theater. Tetapi pada saat musim hujan, pagelaran dilakukan dengan konsep indoor di Gedung Trimurti.
Fasilitas
- Area parkir
- Toilet
- Musholla
- Penginapan
- Panggung hiburan
- Kursi taman
- Rest area
Lokasi
Candi Sewu berada di alamat: Jl. Raya Solo – Yogyakarta No.KM.16, Bugisan, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rute
- Kendaraan Pribadi
Pusat 0 km kota Yogyakarta – Jalan Panembahan Senopati – Jalan Raya Jogja – Jalan Kusumanegara – Jalan Janti – Jalan Majapahit – Jalan Raya – Jalan Raya Yogyakarta-Prambanan – Jalan Taman Prambanan Kulon , kemudian kalian tinggal mengikuti jalan tersebut hingga sampai di lokasi wisata sejarah dan budaya Candi Sewu.
- Kendaraan Umum
Terminal Giwangan
Naik dapat menggunakan bis juruan Yogya – Solo kemudian turun tepat di depan lokasi wisata.
Stasiun Lempuyangan
Dapat menggunakan KA Sriwedari dengan jurusan Solo serta turun di Maguwo.
Kemudian lanjutkan perjalanan dengan menggunakan Trans Jogja 1A arah Prambanan kemudian turun di area Candi Sewu atau bisa juga di Prambanan.
Stasiun Tugu
Kalian dapat menggunakan bis Trans Jogja 1A. Kemudian turun di area Candi Sewu atau juga bisa di Prambanan.
Dari Bandara Adisucipto
Kalian tinggal langsung naik bis Trans Jogja 1A yang ke arah Prambanan. Kemudian kalian turun di area Candi Sewu atau juga bisa di Prambanan.
Jam Operasional
Candi Sewu buka setiap harinya (Senin – Minggu) mulai dari pukul 06.00 WIB – 17.00 WIB.
Harga Tiket Masuk
Keterangan | Harga |
---|---|
Dewasa | Rp50.000 |
Anak | Rp25.000 |
Parkir motor | Rp2.000 |
Parkir mobil | Rp5.000 |