[man-table-summary id=”gunungapipurba”]
Gugusan perbukitan batu raksasa adalah sajian utama yang ditemui pada waktu pertama kali menjejakan kaki di basecamp Gunung Nglanggeran atau Gunung Api Purba.
Puluhan juta tahun silam, gugusan dari perbukitan tersebut adalah puncak dari beberapa gunung api aktif di kota Jogja.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, gunung itu tidak aktif serta kemudian berubah menjadi perbukitan batu dengan beragam bentuk unik.
Dan tempat itu pada akhirnya dikenal dengan sebutan Gunung Api Purba Nglanggeran.
Sejarah
Gunung Api Purba merupakan gunung berapi yang aktif pada puluhan juta yang lalu.
Tepatnya disekitar 60 – 70 juta tahun yang lalu, serta kini telah dinyatakan sudah tidak aktif kembali.
Gunung berapi ini berbentuk bongkahan batu andesit raksasa dengan bentangan lebar 800 meter serta tinggi mencapai 300 meter.
Gunung ini ternyata juga memiliki beberapa macam gunung lagi yang ada di dalamnya di mana gunung-gunung tersebut mempunyai nilai sejarah serta historis yang tinggi.
Gunung tersebut diantaranya ialah sebagai berikut:
1. Gunung Kelir
Gunung yang terlihat menyerupai kelir serta dipercaya menjadi gunung di mana tempat tinggal dari Ongko Wijoyo serta Punakawan.
2. Sumber Air Comberan
Adalah mata air yang tak pernah surut meskipun musim kemarau telah tiba. Di lokasi tersebut juga terdapat suatu tempat pertapaan atau pemujaan yang umumya dimanfaatkan oleh orang orang jaman dahulu.
3. Gunung Gedhe
Gunung selanjutnya adalah gunung terbesar dibanding dnegan gunung lainnya di area Nglanggeran.
Para pendaki banyak memakai gunung ini sebagai tampat untuk menggelar kegiatan kemah.
Panorama yang disuguhkan di gunung ini juga sangat indah karena menjadi gunung tertinggi serta strategis di tenggah gunung Nglanggeran.
4. Gunung Bongos
Gunung satu ini berwarna hitam layaknya arang tempat untuk meletakkan blencong.
5. Gunung Blencong
Gunung ini berbentuk mirip dengan blencong yang digunakan dalam lampu maupun penerangan kyai Ongko Wijiyo pada waktu bersama Punokawan.
6. Gunung Buchu
Gunung saru ini bentuknya lancip serta konon berasal dari puncak Gunung Merapi yang kemudian dipindah oleh punokawan.
Gunung tersebut dipindah ke desa Kemadang Gunungkidul dengan dipukul dengan menggunakan kayu jarak.
Serta ditempat tersebut terdapat sumber air sebesar dandang.
Gunung yang bentuknya lancip ini sering dipakai oleh para pecinta alam untuk memanjat tebing.
Hingga sekarang, telah tercatat baru terdapat 3 team yang mampu untuk menancapkan bendera di atas puncak Gunung Buchu.
7. Tlogo Wungu
Konon katanya yang bisa melihat letak dari tlogo ini merupakan orang yang benar-benar bersih serta prihatin akan mengetahui segala sesuat, dengan lokasinya yang berada di sebelah timur gunung Nglanggeran.
Konon tlogo adalah sebuah tempat pemandian bidadari, apabila ada orang yang berhasil melihat tlogo itu konon akan memperoleh canthing emas dan juga tlundak emas.
8. Tlogo Mardhido
Tlogo ini dipercara merupakan tempat pemandian kuda sembrani yang merupakan tunggangan dari para bidadari.
Konon katanya, tolog ini terdapat bekas tapak kuda Sembrani yang membekas di atas sebuah batu.
9. Talang Kencono
Konon tlogo ini menjadi talang air dari tlogo Mardhito sampai ke Jimatan Kotagedhe Yogyakarta.
10. Pamean Gadhung
Menurut mitos yang tersebar pohon gadhung ini memiliki ujung sampai ke puncak Gunung Merapi. Areanya kini telah banyak dihuni oleh berbagai hewan liat seperti kelelawar, monyet dan juga ular.
Baca: Bukit Panguk Kediwung
Legenda
1. Puncak Timur yang dihuni oleh 7 kepala keluarga
Gunung Api Purbya mempunyai beberapa puncak yang terpisah menjadi dua bagian. Yaitu deretan puncak pada sisi sebelah barat dan puncak sisi sebelah timur.
Wisatawan yang hendak mendaki gunung ini rata-rata menggunakan puncak sisi barat untuk kegiatan camping sebab memiliki rute yang lebih mudah.
Sementara pada puncak timur menjadi rute yang jarang dilewati oleh wisatawan.
Di sisi puncak timur menjadi spot terbaik untuk menikmati sunrise yang sempurna.
Tak hanya menjadi spot sempurna untuk menikmati sunrise, ternyata puncak timur ini mempunyai legenda yang unik dan juga menarik.
Pada sisi Puncak Timur ada sebuah Dusun Tlogo Mardidho yang di mana merupakan sebuah tempat tinggal untuk 7 kepala keluarga.
Hal itu telah berlangsung turun-temurun. Apabila terdapat keturunan dari mereka yang menikah, maka keluarga baru itu wajib untuk meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.
Menurut tuturan dari sesepuh Puncak Timur yang juga menjadi abdi dalem keraton, apabila jumlah kepala keluarga di Puncak Timur itu kurang atau lebih dari 7 keluarga maka hal buruk dapat terjadi.
Baca: Kalibiru Yogyakarta
2. Wayang
Terdapat satu kisah lain yang diyakini oleh masyarakat setempat yang berasal dari kata “Nglanggar” atau dalam bahasa Indonesia berarti melanggar.
Dulu, konon katanya terdapat acara syukuran untuk hasil yang melimpah. Kemudian warga mengundang dalang untuk meramaikan syukuran tersebut.
Namun, terdapat beberapa warga ceroboh yang memainkan wayang dan merusaknya kemudian ditinggalkan begitu saja.
Sang dalang yang mengetahui peristiwa tersebut pun murka, dan kemudian mengutuk beberapa warga menjadi wayang.
Kemudian wayang tersebut dibuang di kawasan Bukit Nglanggeran.
Entah terdapat kaitan dengan cerita tersebut, sampai sekarang warga setempat masih meyakini apabila Gunung Api Purba Nglanggeran dijaga oleh makhluk yang bernama Kyai Ongko Wijoyo.
Serta oleh tokoh pewayangan Punokawan yakni Semar, Gareng, Petruk dan juga Bagong.
Baca: Tebing Breksi
Fasilitas
- Jalur Pendakian
- Camping Ground
- Pemandu
- Pusat Informasi
- Pos Kesehatan
- Home Stay
- Balai Pertemuan
- Mushola
- Toilet
- Wisata Kuliner dan Oleh-Oleh
Lokasi
Gunung Api Purba (Nglanggeran) berada di alamat: Nglanggeran Wetan, Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul Regency, Special Region of Yogyakarta 55862.
Rute
Hingga sekarang, belum terdapat rute yang dapat dilalui dengan angkutan umum yang menuju lokasi wisata ini.
Sehingga, kalian dapat menggunakan kendaraan pribadi untuk mencapai lokasi. Berikut adalah rute yang dapat kalian gunakan, antara lain:
- Dari arah pusat kota Yogyakarta: Bukit Bintang Patuk – Radio GCD FM – Desa Ngoro-oro – Desa Nglanggeran.
- Dari arah Wonosari: Bunderan Sambipitu – Dusun Bobung – Desa Nglanggeran.
Jam Operasional
Gunung Api Purba Nglanggeran dibuka setiap harinya (Senin – Minggu) selama 24 jam.
Harga Tiket Masuk
- WNI
Domestik | Harga |
---|---|
HTM Gunung Api Purba MALAM | Rp20.000 |
HTM Gunung Api Purba SIANG | Rp15.000 |
HTM Air Terjun Kedung Kandang | Rp7.000 |
HTM Kampung Pitu | Rp15.000 |
HTM Embung Nglanggeran MALAM | Rp15.000 |
HTM Embung Nglanggeran SIANG | Rp10.000 |
Parkir Motor | Rp2.000 |
Parkir Mobil | Rp5.000 |
- WNA
Mancanegara | Harga |
---|---|
HTM Gunung Api Purba MALAM dan SIANG | Rp30.000 |
HTM Air Terjun Kedung Kandang | Rp20.00 |
HTM Kampung Pitu | Rp30.000 |
HTM Embung Nglanggeran MALAM dan SIANG | Rp30.000 |
Parkir Motor | Rp2.000 |
Parkir Mobil | Rp5.000 |
Tips Berkunjung
- Pastikan kendaraan yang kalian bawa dalam kondisi yang mendukung.
- Menjaga kebersihan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.
- Menjaga sikap.
- Membawa bekal sendiri dari rumah.
- Pastikan batrai ponsel dan kamera kalian dalam keandaan full saat berangkat dan jangan lupa membawa power bank.
- Membawa pakaian ganti untuk berjaga-jaga.
- Mengenakan pakaian dan alas kaki yang nyaman.
- Pastikan kondisi badan kalian dalam keadaan fit, agar kegiatan liburan semakin lancar.