Museum Gunung Merapi: Koleksi & Harga Tiket 2024

[man-table-summary id=”museumgunungmerapi”]

Museum Gunung Merapi adalah salah satu wisata edukasi yang digunakan sebagai media pembelajaran mengenai gunung teraktif yang ada di dunia.

Dalam museum ini, setiap pengunjugnya dapat belajar mengenai Gunung Merapi.

Mulai dari sisi mitos dan legenda, sejarah letusan, kearifan lokal, hingga melihat sisa-sisa erupsi yang disimpan.

Masuk ke dalam area cincin api atau ring of fire, Indonesia mempunyai ratusan gunung yang membentang dari Sumatra sampai Papua.

Baik itu yang berupa gunung tidak aktif sampai gunung yang masih aktif.

Salah satu gunung teraktif yang ada di Indonesia atau bahkan di dunia yaitu Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Tengah.

Sehingga, membuat daerah itu masuk ke area daerah yang rawan bencana.

Sejarah

sejarah museum gunung merapi

Museum ini didirikan di atas lahan dengan luas 3,5 Ha yang dimana memiliki luas area 4.470 meter persegi.

Penggagas dari pembangunan Museum Gunung Merapi Jogja ini adalah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Departemen ESDM.

Pembangunan museum kemudian dilaksanakan berkat adanya perjanjian kesepakatan bersama antara pemerintah pusat, Kabupaten Sleman serta dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bangunan museum ini berbentuk kerucut yang terlihat seperti gunung api.

Yang mana memang dibangun sesuai dengan filosofi serta budaya yang telah disesuaikan dengan aturan dari adat Jogja.

Pada tanggal 1 Oktober 2009, kemudian Museum Gunung Merapi Sleman diresmikan oleh Menteri ESDM yang menjabat waktu itu, yang bernama Menteri Purnomo Yusgiantoro.

Koleksi

Museum ini terdiri dari 3 bangungn. Di mana setiap bangunannya diberikan nama abjad A, B, dan C.

  • Bangunan A adalah gedung utama yang terdiri atas 2 lantai.
  • Bangunan B juga terdiri atas 2 lantai, di mana terletak di sayap kanan serta kiri ruang utama.
  • Bangunan C berada di bagian sisi belakang yang terdiri atas 2 lantai.

1. Bangunan A

harga tiket masuk museum gunung merapi

Menyimpan:

  • Informasi mengenai gunung berapi.
  • Kronologi peta dunia selama berabad-abad.
  • Replika Gunung Merapi, yang memiliki 4 tombol dimana apabila ditekan akan menyemburkan api. Setiap tombol bertuliskan tahu 1969, 1994 dan 2006 untuk mengetahui besarnya perbedaan semburan di setiap tahunnya.
  • Sejarah daratan bumi yang mengalami evolusi.
  • Peta bumi dari abad ke abad.
  • Pengetahuan mengenai tipe letusan gunung berapi.
  • Alat pendeteksi gunung berapi (seismograph) yang sempat digunakan di pos Gunung Merapi.
  • Informasi mengenai gunung berapi di Indonesia seperti Kelud, Batur, Krakatau, dll.
  • Benda hasil erupsi gunung berapi berupa motor, peralatan rumah tangga, dan yang lainnya.
  • Display letusan Gunung Merapi.
  • Dokumentasi Gunung Merapi dari tahun 1930 hingga 2010.
  • Foto presiden Indonesia dan pejabat yang pernah berkunjung ke museum (Soekarno dan wakil presiden Muhammad Hatta, Presiden Megawati, presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan yang lainnya.

Baca: Taman Pintar Yogyakarta

2. Bangunan B

Menyimpan:

  • Lantai 1 (sebagai kantor untuk para pekerja di museum ini).
  • Lantai 2 (auditorium serta mini teater untuk menonton dokumentasi dari letusan Gunung Merapi).

Baca: Museum Sonobudoyo

3. Bangunan C

Bangunan C

  • Replika gunung merapi
  • Kantin

Informasi

Berikut ini adalah beberapa informasi yang dapat kalian dapatkan ketika berkunjung ke museum ini, diantarnya seperti:

  1. Informasi ilmiah dari:
    • kegempaan
    • kegunungapian
    • pergerakan tanah
      yang merupakan bagian dari proses dinamika geologi.
  2. Informasi fenomena dari gunung berapi yang terbentuk sebagai hasil berbagai proses geologi. Kemudian tampil dipermukaan bumi yang berupa:
    • bentang alam gunung berapi
    • struktur geologi gunung berapi
    • produk hasil letusan gunungapi
    • serta berbagai hasil dari proses lainnya.
  3. Informasi mitigasi dari bencana gunung berapi, gemp abumi, tsunami, gerakan tanah yang disuguhkan dalam bentuk informasi dengan penerapan:
    • sistem monitoring
    • penelitian dan pengamatan
    • sistem peringatan dini
      serta usaha mitigasi bencana seperti sistem penyelamatan masyarakat pada ancaman bahaya letusan gunung berapi, kegempaan serta dari gerakan tanah.
  4. Informasi sumber daya gunung berapi, sebagai suatu potensi yang bisa dimanfaatkan untuk:
    • kesejahteraan masyarakat
    • pengembangan infra-struktur
    • serta manfaat lainnya.
  5. Informasi dari aspek sosial budaya yang menyangkut kehidupan, mitos atau tradisi, yang berhubungan dengan lingkungan serta keberadaan suatu gunung berapi.

Baca: Museum De Mata Jogja

Fasilitas

  • Toilet
  • Area parkir yang luas
  • Kantin
  • Taman
  • Ruang audiovisual
  • Berbagai replika
  • Souvenir shop
  • Kantin
  • Koperasi
  • Ayunan
  • Papan informasi
  • Guide
  • Rest area
  • Musholla
  • Penginapan di sekitar lokasi museum.

Baca: Museum Ullen Sentalu

Lokasi

Museum Gunung Merapi berada di alamat: Jl. Kaliurang No.Km, Banteng, Hargobinangun, Kec. Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55582.

Rute

  • Kendaraan Pribadi

Rute dari arah pusat 0 km kota Yogyakarta ke barat – Jalan KH. Ahmad dahlan – Jalan Letjen Suprapto – Jalan Tentara Pelajar  – Jalan Magelang – Jalan Selokan Mataram –  Jalan Monjali – Jalan Palagan Tentara Pelajar –  Jalan Pakem Turi –  Jalan Boyong dan selanjutnya kalian tinggal mengikuti jalan tersebut hingga sampai di lokasi Museum Gunung Merapi.

Jarak dari arah pusat Kota Jogjakarta menuju Museum Gunung Merapi lumayan jauh yakni sekitar 26,6 kilometer.

Dengan waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 53 menit waktu perjalanan.

Jam Operasional

Museum Gunung Merapi memiliki jam kunjungan dengan ketentuan sebagai berikut:

  • Senin – Kamis: 08.00 – 15.30 WIB.
  • Jumat: 08.00 – 14.30 WIB.
  • Sabtu – Minggu: 08.00 – 15.30 WIB.

Harga Tiket Masuk

KeteranganHarga
DomestikRp5.000
MancanegaraRp10.000
Ruang audio visual domestikRp5.000
Ruang audio visual MancanegaraRp10.000
Parkir motorRp2.000
Parkir mobilRp5.000
Photo of author

Dwi Okta

Mahasiswi jurusan pariwista di salah satu Universitas di Indonesia.