[man-table-summary id=”tokomerah”]
Toko Merah merupakan suatu tempat wisata di kota Jakarta Barat yang mempunyai pesona keindahan yang sangat menarik untuk ditelusuri.
Wisata Toko Merah yang ada di Tambora DKI Jakarta Barat Jakarta merupakan suatu bangunan peninggalan VOC pada waktu penjajahan Belanda pada zaman dahulu yang banyak berjejer di sepanjang lintasan kawasan Kota Tua.
Warna dari bangunan Toko Merah in yang paling banyak mencuri perhatian. Dengan karakteristik berupa batu bata merah, bangunan ini sangat mudah untuk ditemukan.
Sejarah
Gedung Toko Merah yang unik ini memiliki cerita sejarah dibelakangnya yang lumayan panjang.
Pada mulanya, toko satu ini merupakan salah satu tempat kediaman tokoh penting VOC yang menetap di kota Batavia.
Gedung ini memang sengaja di bangun pada tahun 1730 untuk dijadikan sebagai salah satu rumah untuk para petinggi VOC.
Pada masa itu, Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff adalah penghuni pertama dari bangunan yang sekarang dikenal sebagai Toko Merah.
Pada tahun 1768 – 1808, kemudian gedung Toko Merah akhirnya dialih fungsikan menjadi hotel khusus untuk para pejabat tinggi VOC serta Belanda yang tengah berkunjung di Batavia.
Selain menjadi tempat singgah untuk para petinggi VOC seperti Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff. Gedung ini juga sempat menjadi hunian untuk beberapa petinggi VOC seperti:
- Gubernur Jenderal Jacob Mossel pada tahun 1750 – 1761.
- Serta Petrus Albertus van der Parra di tahun 1761 – 1775
- Reinier de Klerk dan juga Nicolaas Hartingh serta Baron von Hohendorff tahun 1777 – 1780.
Kemudian pada tahun 1743 – 1755, gedung Toko Merah ini digunakan sebagai Kampus sekaligus Asrama Académie de Marine yang merupakan akademi angkatan laut.
Pada tahun 1786 – 1808, gedung ini beralih fungsi kembali menjadi sebuah hotel untuk para pejabat.
Pada tahun 1809 – 1813 tempat ini dirubah kembali menjadi hunian oleh Anthony Nacare. Ia menjadikan gedung ini sebagai rumah untuk dirinya lengkap dengan bendera Belanda yand dipasang pada bagian puncaknya.
Pada tahun 1920 gedung ini mengalami pemugaran yang dilakukan oleh NV Bouw Maatschappij dengan memakan biaya hingga satu juta gulden.
Pada tahun 1925, gedung ini kembali dipugar oleh Dan Bank Voor Indie untuk dijadikan sebagai lokasi kantor.
Kemudian, Biro serta Kantor Dagang Algemene Landbouws Syndicaat, De Semarangse Zee en Brandassuransi Mij dan juga WM Muller. & Co juga sempat singgah di kantor tersebut.
Pada tahun 1934 – 1942, gedung ini kemudian diambil alih oleh Kantor Pusat N.V. Jacobson vanl den Berg yang juga dijadikan sebagai pusat kantor mereka.
Selepas negara Indonesia jatuh ke pihak Jepang, Toko Merah juga ikut terkena imbasnya.
Gedung ini lantas menjadi tempat Dinas Kesehatan Tentara Jepang hingga negara Indonesia berhasil merdeka serta Jepang kemudian meninggalkan Indonesia.
Setelah Indonesia berhasil ditinggal oleh negara Jepang, Toko Merah kemudian dijadikan kantor oleh PT. Satya Niaga pada tahun 1964.
Pada di tahun 1977, PT Dharma Niaga (Ltd) kemudian berhasil mengambil alih gedung ini serta dimanfaatkan sebagai kantor utama.
Di periode tahun 1990 -an, akhirnya Toko Merah ini kemudian dijadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya yang telah ditetapkan secara resmi dalam:
- peraturan UU No. 5 Tahun 1992
- serta di dalam Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 pada tanggal 29 Maret Tahun 1993.
Setelah negara Indonesia merdeka, Toko Merah ini juga sempat berpindah ke beberapa tangan. Mulai dari perorangan sampai ke perusahaan besar.
Pada tahun 2012, Toko Merah ini kemudian mengalami restorasi ulang dengan tujuan guna memelihara bangunan itu sendiri serta mempertahankan bentuk aslinya.
Dan hingga sekarang, bangunan itu kerap dijadikan sebagai destinasi wisata dan tempat pameran.
Baca: Monas Jakarta
Misteri
Di balik megahnya Toko Merah yang elegan ini, ternyata dibaliknya juga menyimpan legenda yang sarat akan dengan cerita mistis.
Kisah angker yang menyelimuti bangunan ini ternyata telah sudah terkenal di area masyarakat setempat.
Dimana penggunaan nama dari Toko Merah ini konon katanya diambil selepas terjadikan peristiwa menegangkan yakni Geger Pecinan. Dimana dalam peristiwa tersebut banyak memakan korban dan diidentikan dengan warna merah sebagai darah.
Menurut kisah yang beredar, Toko Merah ini pada mulanya adalah tempat untuk pembantaian etnis Tionghoa yang ada di kota Batavia.
Mayat-mayat yang berasal dari keturunan Tionghoa ini kemudian dibuang di kawasan Kali Besar yang berada tepat di depan bangunan.
Serta dari arah bangunan tersebut juga dapat dilihat permukaan air dari Kali Besar yang berwarna merah darah.
Selain itu, gedung Toko Merah ini sendiri juga konon dijadikan sebagai tempat penyiksaan untuk gadis.
Dikutip dari cerita yang sama, di dalam Toko Merah dulunya terdapat banyak sekali gadis yang disiksa secara brutal sampai meninggal.
Bahkan ada banyak orang yang menyebutkan jika sering mendengar suara dari langkah prajurit, nona Belanda yang burung putih yang beterbangan di malam hari, memakai gaun, hingga suara tangis serta teriakan para gadis.
Baca: Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia
Objek Wisata
1. Ciri khas warna merah yang unik
Sesuai dengan namanya, bangunan ini memiliki warna dasar merah yang sangat kental menyelimuti setiap sudut gedungnya.
Menariknya lagi, warna merah hati ini tak hanya pada bagian eksteriornya saja, melainkan seluruh bangunan interior pun menggunakan warna merah hati ini.
Untuk arsitektur bangunananya sendiri juga nampak sangat artistik dengan balutan gaya unik yang mengedepankan akulturasi gaya Tionghoa yang klasik.
Di tambah lagi, bangunan ini juga sudah dilengkapi dengan hiasan dari ukiran yang juga memiliki nuansa warna merah yang unik.
Baca: Pasar Seni Ancol
2. Struktur bangunan
Selain banyaknya kisah sejarah dibaliknya, bangunan ini juga memiliki keunikan tersendiri berupa tembok berwarna merah mustika delima yang terlihat cerah serta elegan.
Pada waktu sekarang, bangunan tua satu ini menjadi salah satu tempat yang masuk ke dalam cagar budaya perlindungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Gedung ini memiliki beberapa macam ruangan di dalamnya. Pada bagian lantai dasar terdapat sekitar 16 buah kamar yang terdiri atas 8 buah ruangan di sisi utara serta 8 di sisi selatan.
Sedangkan pada lantai dua terdapat 4 buah kamar. Dan terakhir di bagian lantai tiga ada 5 buah kamar.
Toko Merah ini berfungsi sebagai kantor yang sempat dijadikan sebagai gudang untuk penyimpanan gula, beras, hingga buah serta anggur pada zaman Belanda dahulu.
Bangunan ini sendiri sempat jaya bahkan sampai sekarang masih banyak yang ingin berkunjung ke tempat ini. Terlebih lagi dengan adanya beberapa cerita dan juga mitos yang menyelimutinya.
Fasilitas
- Area Parkir kendaraan
- Spot foto
- Tempat sampah
- Kamar mandi/ MCK
- Tempat Istirahat
- Pusat belanja
- Rumah makan
Lokasi
Toko Merah berada di alamat: Jl. Kali Besar Barat No. 11, Pinang Siang No.3, Roa Malaka, Kec. Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11230.
Kontak: 021 91633429
Rute
1. Kendaraan Pribadi
Serta untuk kalian yang menggunakan kendaraan pribadi dapat memakai jalan tol menuju arah Tanjung Priok ataupun Tol Dalam Kota.
2. Kendaraan Umum
Untuk kalian yang hendak berkunjung ke area wisata Toko Merah yang berada di kawasan Kali Besar Barat ini dapat memanfaatkan Trans Jakarta Koridor 12 dengan jurusan Pluit – Tj Priok serta halte yang ada di Kali Besar Barat.
Jam Operasional
Toko Merah buka setiap harinya (Senin – Minggu) mulai dari pukul 09.00 – 16.30 WIB.
Harga Tiket Masuk
Keterangan | Harga |
---|---|
HTM per orang | Rp10.000 |
Tips
- Sebaiknya datang dengan menggunakan kendaraan pribadi agar kegiatan liburan kalian semakin lancar dan fleksibel waktunya.
- Apabila kalian datang dengan membawa anak – anak, pastikan tidak jauh dari jangkauan kalian.
- Menggunakan pakaian yang sopan.
- Membawa uang cash secukupnya.
- Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
- Bersikap sopan ketika berada di kawasan tempat wisata.
- Mentaati seluruh peraturan yang ada di tempat wisata.
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
Toko Merah terletak di kota Jakarta Barat, tepatnya berada di alamat: Jl. Kali Besar Barat No. 11, Pinang Siang No.3, Roa Malaka, Kec. Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11230.
Toko Merah buka setiap harinya (Senin – Minggu) mulai dari pukul 09.00 – 16.30 WIB.
Untuk kalian yang hendak berkunjung ke Toko Merah akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp10.000 per orangnya.